Beranda Peristiwa Terkait Keluhan Warga Tentang Bau Busuk Dari Limbah Tahu PJ Bupati Angkat...

Terkait Keluhan Warga Tentang Bau Busuk Dari Limbah Tahu PJ Bupati Angkat Bicara.

134
0

Jombang Indonesia Face News. Com — Pejabat (Pj) Bupati Jombang sambut baik Aspirasi
perwakilan pengusaha tahu yang berada di tiga desa wilayah Kecamatan Jogoroto berdialog bersama beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) membahas persoalan limbah yang terus menjadi keluhan masyarakat.

Para pengusaha tahu rumahan langsung menyampaikan aspirasinya didepan Pj Bupati dan beberapa pimpinan OPD di Kota Santri, salah satunya mereka meminta untuk dibuatkan Induk Pembuatan Air Limbah (IPAL) besar yang akan dijadikan sentra pembuangan limbah tahu.

Pj Bupati Jombang Sugiat mengatakan, pihaknya akan segera melakukan kunjungan di sentra industri tahu rumahan yang ada diwilayah Jogoroto tersebut.

“Saya pingin datang ke sentra itu, saya pingin bicara dari hati ke hati, nanti kita carikan solusinya. Pengusaha tahunya tetap jalan karena kan penopang perekonomian sementara warga yang lain juga tidak dirugikan,” ujar Sugiat saat diwawancarai usai berdialog dengan para pengusaha tahu, Kamis (2/11/2023).

“Selama ini pengelolahan limbah menggunakan teknologi IPAL itu memang belum berhasil kemarin, sehingga pengrajin tahu itu membuang limbahnya ke sungai,” sambungnya.

Pada dialog tersebut, Pj Bupati Jombang juga didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Bapeda, Kepala Dinas Perkim, PUPR dan Sekretaris Dinkes.

Diberitakan sebelumnya, sekitar 74 industri tahu yang berada di tiga desa di Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang membuang limbahnya ke sungai.

Data yang dihimpun media ini mengungkapkan, dari tiga desa tersebut, dalam setiap harinya kapasitas produksi total tembus sekitar 84.020 Kg. Terdiri dari 85 tempat industri tahu rumahan.

“Total sekitar 85 tempat usaha, yang tersebar di Desa Mayangan, Desa Ngumpul dan Desa Sumbermulyo,” ujar salah satu pengusaha industri tahu rumahan kepada media ini, Senin (30/10/2023).

Dia mengungkapkan, pembuangan limbah mayoritas di sungai, walau ada beberapa yang dibuang di lahan belakang lokasi produksi. Menurutnya, hal itu lantaran para pengusaha tahu ini terpaksa kurangnya pendampingan dan belum menemukan solusi terbaik yang ditawarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.

“Ada yang memakai IPAL (Induk Prmbuangan Air Limbah) kemudian dialiarkan ke sungai, ada yang langsung, juga ada yang dibelakang rumah, itu kalau yang mempunyai lahan luas,” terangnya narasumber yang enggan disebut namanya.

Dia mengaku, industri tahu rumahan khususnya yang ada di tiga desa wilayah Kecamatan Jogoroto ini menjadi satu-satunya penopang ekonomi masyarakat.

Oleh sebab itu, ia berharap agar solusi yang ditawarkan bisa benar-benar membuat para pengusaha rumahan ini tenang dan bisa mendongrak UMKM di Kota Santri.

“Satu-satunya mata mencaharian ya ini, mangkanya kalau bisa kawasan ini dijadikan sentra pengusaha tahu rumahan, yang kemudian diberikan dukungan anggaran oleh pemerintah, sama seperti sentra IKM Slag Aluminium di wilayah Kecamatan Sumobito itu,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, persoalan limbah seringkali menjadi polemik di masyarakat, baik dari baunya yang menyengat maupun keruhnya air sungai yang tercemar.

Pihaknya menginginkan adanya IPAL besar yang dijadikan tampungan seluruh pembuangan limbah industri tahu rumahan, sehingga persoalan limbah bisa teratasi.

“Ini solusinya ya IPAL besar, kalau bisa ya kita diskusi dulu sama dinas,” tandasnya.(Mrd) .

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini